BAB VI
PELAPORAN KEUANGAN DAN
PERUBAHAN HARGA
A. Definisi Perubahan Harga
Untuk memahami makna istilah perubahan harga (changing prices),
harus dibedakan antara pergerakan harga umum dan pergerakan harga
spesifik, yang keduanya masuk dalam istilah perubahan harga itu.
a. Perubahan harga umum
Suatu
perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh barang dan
jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Unit-unit moneter memperoleh
keuntungan atau mengalami kerugian daya beli. Kenaikan harga secara keseluruhan
disebut inflasi (inflation), sedangkan penurunan harga disebut deflasi
(deflation).
b. Perubahan harga spesifik
Perubahan
harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu
yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan penawaran.
B. Alasan Laporan Keuangan Memiliki Potensi
Menyesatkan Selam Periode Perubahan Harga
Selama periode inflasi, nilai aktiva yang dicatat sebesar biaya
akuisisi awalnya jarang mencerminkan nilai terkininya (yang lebih tinggi).
Nilai aktiva yang lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan
laba dinilai lebih tinggi.
·
Ketidakakuratan
pengukuran ini mendistorsi :
1.
proyeksi
keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis
2.
anggaran
yang menjadi dasar pengukuran kinerja
3.
data
kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat
dikendalikan.
·
Laba
yang dinilai lebih pada gilirannya akan menyebabkan :
1.
Kenaikan
dalam proporsi pajak
2.
Permintaan
deviden lebih banyak dari pemegang saham.
3.
Permintaan
gaji dan upah yang lebih tinggi dari pada pekerja.
4.
Tindakan
yang merugikan dari negara tuan rumah (pengenaan pajak lebih besar).
C. Jenis Penyesuaian Inflasi
Setiap jenis perubahan harga memiliki pengaruh yang berbeda terhadap
ukuran-ukuran posisi keuangan dan kinerja operasi suatu perusahaan.
1. Penyesuaian Tingkat Harga Umum
Jumlah
mata uang yang disesuaikan terhadap perubahan tingkat harga umum (daya beli)
disebut mata uang konsatan biaya historis atau ekuivalen daya beli umum.
Sebagai contoh, selama periode kenaikan harga, aktiva berumur panjang yang
dilaporkan didalam neraca sebesar biaya akuisisi awalnya dinyatakan dalam mata
uang nominal. Apabila biaya historisnya tersebut dialokasikan terhadap laba
periode kini (dalam bentuk beban depresiasi), pendapatan, yang mencerminkan
daya beli kini, ditandingkan dengan biaya yang mencerminkan daya beli (yang
lebih tinggi) dari periode terdahulu saat aktiva tersebut dibeli. Oleh sebab
itu, jumlah nominal harus disesuaikan untuk perubahan dalam daya beli umum uang
agar dapat ditandingkan secara tepat dengan transaksi kini.
2. Penyesuaian Biaya Kini
Model
biaya kini berbeda dengan akuntansi yang konvesional dalam dua aspek utama.
Pertama, aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya kini dan bukan biaya historis.
Kedua, laba adalah jumlah sumber daya yang dapat didistribusikan oleh
perusahaan dalam suatu periode (tanpa memperhitungkan komponen pajak), namun
tetap dapat mempertahankan kapasitas produktif atau modal fisik perusahaan.
D.
Sudut
Pandang Internasional Terhadap Akuntansi Inflasi Amerika Serikat
Pada tahun 1979, FSAB mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (statement of financial accounting standards-SFAS) No. 33. Berjudul
“pelaporan keuangan dan perubahan harga”, pernyataan ini mengharuskan
perusahaan-perusahaan AS yang memiliki persediaan dan aktiva tetap. Banyak
pengguna dan penyusun informasi keuangan yang telah sesuai dengan SFAS No.33
mengemukakan bahwa:
1. Pengungkapan ganda yang diwajibkan oleh FASB
membingungkan.
2. Biaya untuk penyusunan pengungkapan ganda ini
terlalu besar.
3. Pengungkapan daya beli konstan biaya historis
tidak terlalu bermanfaat bila dibandingkan data biaya kini.
² INGGRIS
Komite Standar Akuntansi Inggris (Accounting Standard Commitee-ASC) menerbitkan Pernyataan Standard Praktik Akuntansi 16 (Statement Of Standard Accounting Practice-SSAP 16).
Komite Standar Akuntansi Inggris (Accounting Standard Commitee-ASC) menerbitkan Pernyataan Standard Praktik Akuntansi 16 (Statement Of Standard Accounting Practice-SSAP 16).
Perbedaan SSAP 16 dengan SFAS 33 yaitu :
1) Apabila standar AS mengharuskan akuntansi dolar
konstan dan biaya kini, SSAP 16 mengadopsi hanya metode biaya kini untuk
pelaporan eksternal.
2) Apabila penyesuaian inflasi AS berpusat pad
laporan laba rugi, laporan biaya kini di Inggris mewajibkan baik laporan laba
rugi dan neraca biaya kini, beserta pencatatan penjelasan.
Standar di Inggris memperbolehkan tiga pilihan
pelaporan :
1) Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai laporan
keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya historis.
2) Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai
laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini.
3) Menyediakan akun-akun biaya kini sebagai
satu-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi biaya historis yang memadai.
E.
Badan
Standar Akuntansi Internasional
IASB telah menyimpulkan bahwa laporan posisi keuangan dan kinerja
operasi dalam mata uang lokal menjadi tidak berarti lagi dalam suatu lingkungan
yang mengalami hiperinflasi. Secara khusus laporan keuangan suatu perusahaan
yang melakukan pelaporan dalam mata uang perekonomian hiperinflasi, apakah
didasarkan pada kerangka penilaian biaya historis atau biaya kini, harus
disajikan ulang sesuai dengan daya beli konstan pada tanggal neraca. Aturan ini
juga berlaku untuk angka terkait dalam periode sebelumnya. Keuntungan atau
kerugian daya beli yang terkait dengan posisi kewajiban atau aktiva moneter
bersih dimasukan kedalam laba kini. Perusahaan yang melakukan pelaporan juga
harus mengungkapkan :
a. Fakta bahwa penyajian ulang untuk perubahan
dalam daya beli unit pengukuran telah dilakukan
b. Kerangka dasar penilaian aktiva yang digunakan
dalam laporan keuangan utama yaitu penilaian biaya historis atau biaya kini.
c. Identitas dan tingkat indeks harga pada tanggal
neraca, beserta dengan perubahannya selama periode pelaporan
d. Keuntungan atau kerugian moneter bersih selama
periode tersebut
F. Isu-isu Mengenai Inflasi
a. Apakah dolar konstan atau biaya kini yang lebih
baik mengukur pengaruh inflasi.
b. Perlakuan akuntansi terhadap keuntungan dan
kerugian inflasi.
c. Akuntansi inflasi luar negeri.
d. Menghindari fenomena kejatuhan ganda.
G. Akuntansi Untuk Inflasi di Luar Negeri
Di Amerika serikat, FASB berupaya untuk membahas masalah inflasi dengan
mewajibkan perusahaan pelapor yang besar untuk melakukan eksperimen dengan
pengungkapan daya beli konstan biaya historis dan pengungkapan biaya kini. FAS
89, yang mendorong (dan bukan lagi mengharuskan) perusahaan untuk
memperhitungkan perubahan harga, masih meninggalkan permasalahan yang masih
belum terselesaikan dalam dua tingkatan. Pertama perusahaan mungkin terus
mempertahankan nilai aktiva nonmoneter berdasarkan biaya historisnya (disajikan
ulang untuk perubahan tingkat harga umum) atau menyajikan ulang berdasarkan
ekuivalen biaya kini. Kedua, perusahaan yang memilih untuk menyediakan data
biaya kini tambahan atas operasi luar negeri memiliki dua metode pilihan dalam
mentranslasikan dan menyajikan ulang akun-akun luar negeri dalam dolar AS.
sumber
:
0 komentar:
Posting Komentar